GRAVIMETRI
Gravimetri
merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang
telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal
kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetric memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu factor-faktor koreksi
dapat digunakan.
Zat ini mempunyai ion yang
sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi
merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi ,
semakin lama waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada
kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan hanya
pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi.
Titrasi kompleksometri merupakan
titrasi yang berdasarkan atas pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks
atau garam yang sukar mengion), misalnya
Ag+ + 2CN- Ag(CN)2-
Disamping titrasi kompleks biasa seperti diatas,
dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti
yang menyangkut penggunaan EDTA.
Rumus struktur dari EDTA adalah sebagai berikut :
HOOC - CH2 CH3COOH
N - CH2 - CH2 - N
HOOC - CH2 CH2COOH
Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut
mengandung baik donor electron dari atom oksigen maupun donor dari atom
nitrogen sehingga dapat menghasilkan khelat bercincin sampai dengan enam secara
serempak.
Sebagian besar logam dalam larutan dapat ditentukan
secara titrasi dengan larutan baku pereaksi pengompleks seperti misalnya etilen
diamin tetra asetat atau EDTA. Reaksi dengan nikel secara stoikiometri adalah
1: 1 dan berlangsung secara kuantitatif pada pH 7. Pereaksi EDTA umum dipakai
dalam bentuk garamnya yang mudah larut dalam air. Indikator yang digunakan
adalah EBT atau murexide mampu menghasilkan kompleks berwarna dengan ion logam
tetapi berubah warna apabila logam-logam terkomplekskan sempurna oleh EDTA pada
titik akhir titrasi, karena indicator-indikator ini juga peka terhadap
perubahan pH, larutan yang akan dititrasi harus dibuffer.
Analisis gravimetri dapat berlangsung baik, jika
persyaratan berikut dapat terpenuhi :
1. Komponen yang ditentukan harus
dapat mengendap secara sempurna (sisa analit yang tertinggal dalam larutan
harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil
dan sukar larut.
2. Endapan yang terbentuk harus
dapat dipisahkan dengan mudah dari larutan ( dengan penyaringan).
3. Endapan yang ditimbang harus
mempunyai susunan stoikiometrik tertentu (dapat diubah menjadi sistem senyawa
tertentu) dan harus bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut.
Analisis kadar klor secara
gravimetri didasarkan pada reaksi pengendapan, diikuti isolasi dan penimbangan
endapan. Klor akan diendapkan oleh larutan perak nitrat (AgNO3)
berlebih dalam suasana asam nitrat sebagai perak klorida.
Reaksi yang terjadi adalah :
Cl- + Ag+ AgCl (putih)
Endapan yang terjadi diisolasi dan dikeringkan pada
suhu 130 – 1500C dan ditimbang sebagai AgCl. Kesalahan dalam
gravimetric dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Endapan yang tidak sempurna
dari ion yang diinginkan dalam cuplikan.
2. Gagal memperoleh endapan murni
dengan komposisi tertentu untuk penimbangan.
Faktor–faktor penyebabnya adalah :
1. Kopresipitasi dari ion-ion
pengotor.
2. Postpresipitasi zat yang agak
larut.
3. Kurang sempurna pencucian.
4. Kurang sempurna pemijaran.
5. Pemijaran berlebih sehingga
sebagian endapan mengurai.
6. Reduksi dari karbon pada
kertas saring.
7. Tidak sempurna pembakaran.
8. Penyerapan air atau
karbondioksida oleh endapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar